Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

HACKER ATAU CRACKER / CRACKER ATAU HACKER

Hacker atau Cracker / Cracker atau Hacker


Disini aku akan mengungkapkan perbedaan hacker dan cracker ayo kita simak dulu. Meskipun jumlah pengguna internet pada Indonesia sangat banyak, yaitu sekitar 45 juta pengguna berdasarkan data menurut depkominfo, namun warga Indonesia belum sepenuhnya sanggup membedakan apa itu hacker dan apa itu craker, di benak rakyat umum yg berkembang saat ini, seolah-olah antara hacker dan cracker tidak ada bedanya. Mereka menganggap, keduanya merupakan sama-sama perusak segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi kabar & komunikasi.

Eric S. Raymond pada tulisannya How To Become a Hacker mengungkapkan bahwa pekerjaan seseorang hacker adalah menyelesaikan kasus & membangun sesuatu yang semuanya pada kerjakan secara sukarela. Bahkan lebih lanjut Eric mengatakan bahwa seorang hacker menggapai reputasinya hanya apabila bisa merampungkan persoalan-problem menarik yg bukan hanya terdapat pada dalam dunia software komputer, namun dilema-dilema & masalah lainnya di luar bidang software komputer, seperti global elektro dan musik.

Gaya hayati seorang hacker umumnya tidak terlepas dari beberapa hal misalnya berikut:
1. Membuat perangkat lunak open source
dua. Membantu menguji atau mendebug program open source yg baru dibuat
tiga. Menerbitkan atau menyampaikan informasi yang bermanfaat terutama pada bidang security
4. Membantu terus berjalannya infra struktur yang telah dibangun dengan bersusah payah
5. Serta tidak ketinggalan terus menerus mengabdi pada kebudayaan hacker (misalnya menulis tutorial gratis yg pada berikan merata lewat blog).

Terus bagaimana menggunakan cracker? Menurut Eric S. Raymond perbedaan antara hacker & cracker merupakan hacker : membangun. Sedangkan cracker : membongkar (bahkan cenderung menghambat). Kebanyakan para cracker pada dominasi sang grup-kelompok anak remaja yang sangat gila popularitas terutama pada global maya, mereka merasa puas dengan melakukan aksi-aksi Mengganggu infrastruktur yang sudah dibangun menggunakan susah payah, tanpa berpikir bahwa aksi yang mereka lakukan sangat merugikan orang lain. Mereka jua tidak berpikir bagaimana caranya membangun sebuah infrastruktur komunikasi, perpustakaan digital contohnya yg didalam proses pembuatannya memerlukan proses yg panjang. Yang mereka pikirkan hanyalah kepuasaan berhasil Mengganggu & popularitas belaka, padahal dengan berlakunya UU cyber mereka akan menyisihkan 6 tahun sisa hidup mereka pada pulang jeruji besi.
Gaya hidup hacker cenderung positif & menciptakan, maka gaya hayati seseorang cracker nir terlepas menurut yg namanya attacking (agresi), berikut beberapa jenis attacking yg acapkali dilakukan cracker : IP Spoofing (pemalsuan alamat IP), FTP Attack (umumnya Denial Of Service), Unix Finger Exploits (memanfaatkan sharing liputan), mungkin anda bingung dan merasa asing dengan istilah-kata tadi, tetapi yang niscaya system administrator menurut sebuah jaringan personal komputer poly yg geram dengan banyak sekali aksi-aksi attacking tersebut, mengingat jerih payah & kerja keras mereka dirusak dalam sekejap mata oleh orang yg nir bertanggung jawab.
Kesimpulan yang dapat diambil
Jadi sangatlah jelas menyamaratakan kata hacker & cracker sama seperti menyamaratakan kata gula dan garam pada pada masakan, sama-sama penyedap dalam masakan tapi memiliki fungsi yang berbeda. Harus diakui Indonesia dan kita khususnya membutuhkan hacker-hacker yg mumpuni, yang sanggup menaruh & menularkan ilmu pengetahuan kepada kita secara perdeo, tetapi jua perlu diakui para hacker juga membutuhkan cracker-cracker yang terus bergentayangan pada dunia maya buat mengevaluasi sekaligus menguji kemampuannya sebagai seorang hacker sejati. Nah biasanyakan kita menyebutkan kalo hacker itu penjahat dalam bidang teknologi, semoga pada goresan pena ini kalian para pembaca bisa membedakan antara hacker dan cracker & sanggup membedakan mana yang dursila (perusak) antara hacker & cracker.